RSS

Kerja…Kerja…Kerja!!!

Teruslah bekerja, jangan berharap pada negara.

Teruslah bekerja hingga orangtuamu bangga.

Teruslah bekerja, banyak atau sedikit hingga teman dan tetangga menjengukmu di rumah sakit.

Ya…kerja…kerja…kerja!!! *Tipes

Teruslah bekerja hingga kau lupa untuk apa. Untuk keluargakah? Atau membeli obatkah?

Teruslah bekerja hingga kau tak sadar telah diperkosa pengusaha dan negara.

Lalu jangan tanya apa yang telah kau berikan pada negara, tapi tanyalah pada negara apa yang telah mereka ambil dari kita.

Kalau investasi menciptakan lapangan kerja, Daendels pun ikut menciptakan lapangan kerja di atas ribuan nyawa.

Lalu kita ini apa? Dipaksa bekerja seperti kuda. Atau hanya statistik dan angka? Kemudian menjadi janji-janji manis saat Pilkada.

Coblos…coblos kami! Niscaya pengangguran teratasi.

Lalu kita dikibuli setiap 5 tahun sekali. Dan kita selalu memilih mereka lagi. Sebagai oligarki!

Bekerjalah seperti Bima, menyelam ke dasar lautan ternyata menemukan Tuhan dalam pekerjaan.

Catatan : sudah lama aku tidak menulis di blog. Beberapa orang menasihati, “biasanya orang akan kehilangan keahlian menulisnya setelah menikah”

Sepertinya kami menulis bukan dalam kata lagi, tapi dalam tindakan.

Dan juga tulisan ini untuk meralat tulisanku terdahulu soal Jokowi. Ternyata beli 1 dapat 2, beli PDI dapat Gerindra.

Semangat Kaka! Taris Sisss….Semongkoooo

 
Leave a comment

Posted by on 16/10/2020 in Terapi

 

Dialektika dan Logika

Saya coba mengumpulkan dialektika dan logika yang ada di kepala. Mumpung belum lupa jadi aku tulis. Kalau ada lagi yang mampir di pikira nanti akan aku update. Hehehehe

A. Negara Indonesia terkenal akan negara beragama, dan menurut masyarakat agama berkaitan erat dengan perilaku moral suatu individu dan masyarakat. Semakin beragama seseorang diharap semakin bermoral juga orang tersebut. Namun kita sering mendengar para pejabat bahkan masyarakat sendiri mengatakan moral saat ini semakin merosot.

Nah, pertanyaannya :

1. apakah itu berarti kita gagal dalam beragama sehingga moral semakin merosot?

2. Atau justru agama bukanlah patokan moral suatu individu?


B. Dalam agama Hindu, jaman ini termasuk jaman kaliyuga dimana kejahatan lebih banyak dibanding kebaikan. Dimulainya jaman kaliyuga ditandai dengan kematian Krishna setelah dipanah pemburu yang mengira diriNya adalah seekor rusa.

Nah, pertanyaannya :

1. Kalau di Indonesia mungkin bisa disebut jaman kaliyuga (relatif) karena kejahatan semakin banyak dibanding kebaikan. Lalu bagaimana di negara lain yang sedikit mengalami kejahatan, Belanda, misalnya. Dimana penjara sampai kosong dan ditutup karena minimnya tindak kejahatan. Apakah negara Belanda masih bisa disebut mengalami jaman kaliyuga?


C. DPR adalah singkatan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Mewakili rakyat dalam sistem politik trias politica

Nah, pertanyaannya :

1. Jika Dewan Perwakilan Rakyat membuat undang-undang yang tidak mewakili aspirasi rakyat, kemudian rakyat berdemonstrasi ingin menemui wakil mereka lalu kenapa diberi pagar dan kawat berduri? Bahkan kadang anggota dewan beserta gedungnya dilindungi polisi. Siapa yang memiliki posisi tertinggi dalam negara demokrasi? Rakyat atau pejabat?

2. Mengapa anggota dewan takut menemui rakyat yang telah membantu mereka duduk di kursi DPR? Apakah takut rakyat berbuat anarkis kepada anggota dewan? Bukankah polisi yang melindungi mereka justru ikut berbuat anarkis kepada rakyat?


D. Apakah level tertinggi toleransi manusia adalah “uang”?

1. Ketika kita menjadi penjual (barang umum) apakah kita memilih-milih pembeli kita berdasarkan suku, agama dan ras orang tersebut dan menolak perbedaan suku, agama dan ras meskipun mereka membayar bahkan lebih?

2. Kalau kita menjadi pembeli, apakah kita memilih-milih penjual berdasarkan suku, agama dan ras orang tersebut selama yang dijual murah, bagus, cepat dan sesuai keinginan kita?

3. Kalau kita kesulitan keuangan (misalnya menjadi pengemis) kemudian ada yang membantu kita memberikan sejumlah uang tanpa pamrih apakah kita masih menanyakan suku, agama dan ras mereka?

4. Kalau kita menjadi karyawan kemudian manager atau direktur diganti dengan yang memiliki suku, agama atau ras yang berbeda dengan kita namun di perusahaan tersebut memberikan gaji tinggi dan suasana menyenangkan. Apakah kita mentolerir perbedaan tersebut?

5. Kalau kita memiliki perusahaan (perusahaan umum) merekrut karyawan yang mumpuni, berkualitas, dan bersedia digaji rendah namun memiliki suku, agama dan ras yang berbeda apakah kita masih mentolerir hal tersebut?

6. Apakah dihadapan uang kita semua setara?


E. Hidup sekali atau mati sekali? Mana yang betul?

1. Ada yang mengatakan bahwa, “kita hidup hanya sekali, jangan disia-siakan”

2. Ada juga yang mengatakan bahwa, “kita hidup setiap hari, mati hanya sekali”


F. Dalam pelajaran biologi diajarkan bahwa cacing berkembang biak dengan cara hermaprodit yaitu dapat bereproduksi secara seksual ( kawin ) maupun aseksual ( membelah diri ). Itu berarti masing-masing cacing adalah jantan dan sekaligus betina.

Pengembangbiakkan hewan ternak bisa dilakukan tanpa melakukan hubungan seksual degan cara memilih bibit unggul untuk diambil sperma dan ovum lalu dikembangbiakkan di laboratorium.

1. Bagaimana jika itu terjadi pada manusia, jadi dalam 1 tubuh ada 2 kepribadian jantan dan betina. Di KTP ditulis apa?

2. Bagaimana jika nanti ditemukan tidak hanya 2 jenis kelamin jantan dan betina saja? Bagaimana jika ada berbagai macam jenis kelamin yang belum kita ketahui?

3. Bagaimana jika di masa depan terjadi pada manusia. Maksudnya adalah suatu saat nanti jika manusia berkembang biak tidak harus melakukan hubungan seksual dan dikembangbiakkan di luar rahim ibu apakah tatanan sosial akan berubah?


G. Bus transjakarta adalah bus yang memiliki jalur khusus dan kendaraan selain bus dilarang memasuki jalur tersebut.

Di kereta MRT biasanya ada kursi khusus untuk ibu hamil dan penyandang disabilitas. Penumpang lain hendaknya memprioritaskan kursi tersebut jika ada ibu hamil dan penyandang disabilitas.

Nah pertanyaannya :

1. Jika peraturan dan hukum sudah jelas, kenapa di Indonesia masih banyak yang melanggar?

2. Apakah jika peraturan dan sangsi diperbanyak akan mengurangi jumlah pelanggaran?

3. Apakah semakin banyak dan rumit peraturan berbanding lurus dengan ketertiban seseorang?


H. Ada yang tahu siput zombie? Penelitian mengatakan bahwa ada cacing parasit Leucochloridium, hewan yang dapat mengubah siput biasa menjadi “siput zombie berdisko”.
Begini penjelasannya, cacing parasit akan masuk ke tubuh siput kemudian menyerang matanya. Lalu cacing itu mengendalikan pikiran siput agar hewan tersebut dapat berjalan ke tempat terbuka.

Saat cacing menyerang mata siput, maka mereka akan menciptakan gerakan mata siput yang seperti ulat. Burung yang lapar akan tertarik dan mencabut mata siput yang dikiranya seekor ulat.

Cacing parasit akan hidup di perut burung selama beberapa waktu. Leucochloridium akan meletakkan telur mereka di kotoran burung agar dimakan oleh siput. Siput yang kurang beruntung akan memakannya sehingga siklus siksaan menjadi siput zombie akan berlanjut.

Nah pertanyaannya :

1. Bagaimana jika manusia juga sebenarnya adalah zombie? Kita seolah-olah memiliki kehendak bebas padahal sebenarnya tidak. Bahwa sebenarnya kita dikendalikan gen, gen mengendalikan hormon dan tubuh. Hormon dan tubuh mengendalikan pikiran dan tindakan kita.


I. Pada jaman dahulu ketika jaman perbudakkan adalah hal yang lumrah menjual dan membeli manusia untuk dijadikan budak. Saat ini praktek perbudakkan sangat dilarang d seluruh dunia.

1. Apakah jual beli pemain sepak bola dari satu klub ke klub lain termasuk kategori perbudakkan yang diperhalus?


J. Sering kita mendengar jika suatu wilayah terkena bencana ada yang nyeletuk itu adalah hukuman atau azab dari Tuhan Yang Maha Esa. Seperti contoh cerita Sodom dan Gomorah.

1. Apakah bencana adalah tolak ukur bahwa seseorang atau suatu penduduk di suatu wilayah melakukan banyak perbuatan dosa?

2. Lalu ketika jaman dinosaurus apakah T-rex melakukan perbuatan zina terhadap Brontosaurus misalnya, sehingga Tuhan marah kemudian mengirimkan meteor ke bumi hingga akhirnya spesies dinosaurus musnah tak berbekas?


K. Sebagian agama-agama besar menanamkan ajaran surga dan neraka bagi pengikutnya.

1. Lalu bagaimana dengan manusia yang hidup sebelum ada agama? Homo Soloensis misalnya. Apakah mereka masih bisa masuk surga atau malah masuk neraka?

 
Leave a comment

Posted by on 04/10/2019 in Terapi

 

Mahalnya Peperangan

“Dengan ini saya menyatakan Sidoarjo adalah ibukota Indonesia, dan akan memindahkan sebagian barang-barang saya ke kota tersebut”. btw, lah emang siapa aku kok bisa memutuskan ibukota berpindah seenak jidat? Apalagi aku bukan walikota/bupati bahkan Sidoarjo itu bukanlah kota milikku sendiri? *siapa gue!!! helloowww!!! Beberapa hari terakhir media massa main stream sibuk memberitakan soal keputusan presiden Amerika Donald Trump yang mengatakan dan mengakui bahwa ibukota Israel adalah Yerusallem, kemudian akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusallem. Tentunya kita bertanya-tanya memang siapa sih Donald Trump? bahkan memang siapa pula Amerika diantara hubungan konflik Israel dengan Palestina? Lah kok bisa tiba-tiba mengakui Yerusallem adalah ibukota Israel? Kan gak nyambung, cyiin. Sepertinya strategi Donald Trump dalam periode kepemimpinannya adalah menebar benih-benih peperangan. Mulai dari Irak, Korea Utara-Korea Selatan, hingga Israel. Donald Trump memang lah seorang seorang Paman Sam sejati, dia memahami betul bahwa peperangan adalah bisnis yang sangat menggiurkan dan menguntungkan bagi negaranya. Dalam konflik Korea saja, Korea Selatan bahkan rela menggelontorkan uang 540 triliun untuk membeli senjata baik senjata untuk pertahanan maupun senjata penyerangan jika suatu saat perang dengan Korea Utara sungguh terjadi. sumber : https://dunia.tempo.co/read/1040620/korea-selatan-siapkan-rp-42-miliar-untuk-lumpuhkan-kim-jong-un?utm_source=Digital%20Marketing&utm_medium=Twitter&utm_campaign=DlvrIT Data yang coba saya googling di internet, Ekspor senjata AS meningkat 27 persen antara 2005-2010 dan 2011-2015. Dari 96 negara yang menjadi konsumen senjata AS, penerima terbesar adalah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Sementara 41 persen dijual ke Timur Tengah. Asia dan Oseania menerima 40 persen dari penjualan senjata AS. Sampai akhir 2015, AS meneken berbagai kontrak besar, termasuk penjualan 611 pesawat F-35 generasi baru. Berikut urutan 7 negara-negara pengekspor senjata terbesar di dunia : 1. Amerika Serikat 2. Rusia 3. Cina 4. Perancis 5. Jerman 6. Inggris 7. Spanyol sumber : http://www.tribunnews.com/internasional/2017/04/28/selain-amerika-negara-mana-saja-yang-jadi-pemasok-senjata-terbanyak-di-dunia Dari sini kamu bisa melihat benang merah mengapa di pusaran peperangan negara manapun setidaknya hampir pasti salah satu dari 7 negara tersebut ikut meramaikan. Salah satu penopang ekonomi negara mereka adalah ekspor senjata, bung! Kalau kita Indonesia ekspor kelapa sawit, minyak (dan tentunya TKI), sedangkan mereka ekspornya senjata, bung! Ketika berbisnis senjata, orang tidak akan peduli dengan harga, berapapun harga yang ditawarkan akan dibayar selama musuh akan terbunuh dan akan lebih baik lagi jika bisa membunuh sebanyak mungkin musuh. Karena dalam peperangan hanya ada 2 pilihan, membunuh atau terbunuh, jadi harga adalah nomer sekian. Omong kosong peperangan antar agama, itu hanyalah bumbu-bumbu pemanis sambil saling gorok leher sesama manusia. Bumbu-bumbu pemanis tersebut tentunya sangat ampuh mengaburkan fakta dan skenario besar dibaliknya, yaitu penjualan senjata! Coba kita hitung secara goblok-goblokan biaya sebuah senjata. Anggap saja 1 prajurit dibekali 1 senjata AK-101/102 (senapan milik korps brimob). Kisaran harga 1 pucuk senjata sekitar usd 436 jika dikurskan ke dalam rupiah sekitar 6,5 juta belum termasuk peluru , magazen atau aksesoris tambahan. (sumber : https://transiter.wordpress.com/2011/03/20/senjata-standar-brimob-ak-101102-dan-spesifikasinya/) Untuk melatih 1 prajurit menggunakan senjata AK-101 misalnya mulai dari awal hingga mahir maka tentu saja membutuhkan latihan. Latihan menembak tentu saja menggunakan senjata tersebut dan menggunakan peluru asli. Nah kita anggap 1 prajurit berlatih hingga mahir menggunakan sekitar 2000 peluru dengan asumsi 1 peluru harganya sekitar idr 1000, maka 2000 peluru x idr 1000 = idr 2.000.000. Maka total 1 prajurit jika dibekali 1 senjata AK-101 adalah 8,5 juta (ingat, harga tersebut untuk biaya beli senjata dan peluru untuk latihan saja, belum biaya peluru untuk dipakai peperangan yang sesungguhnya). Nah, dari hitungan sekilas tadi bayangkan jika misalnya jumlah pasukan 1 brigade saja yang dibekali senjata tsb (anggap 1 brigade sekitar 5000 orang) maka 5000 orang x 8,5 juta = 42 milyar! Dari simulasi goblok-goblokan diatas yang hanya berkutat pada 1 senjata pada 1 prajurit, maka bayangkan jika senjatanya tidak hanya itu saja. Ada seragam, rompi, helm, sepatu, tas ransel, belati, granat, senapan laras pendek, dll. Bayangkan jika lebih dari itu juga, misal basoka / RPG, mobil tempur, truk angkut pasukan, tank, helikopter, pesawat tempur, drone, kapal perang, rudal jarak pendek, rudal antar benua, rudal nuklir, rudal hidrogen, bom atom, dsb. Ini tentu mainan para lelaki dengan harga yang bukan main pastinya. Jadi dari sini apakah kau mulai paham? Bahwa benih-benih peperangan sengaja disebar oleh negara-negara pengekspor senjata agar penjualan senjata makin laris. Pemilik perusahaan senjata tentu tidak akan peduli berapa jumlah mayat yang terbunuh oleh senjatanya karena peluru tidak mengenal usia, jenis kelamin, agama, suku ataupun ras, dia akan mencoba menembus apapun ketika pelatuk ditekan. Jadi siapa disini yang mudah tersulut bahwa ini soal perang agama, etnis atau apapun itu istilahnya? Yang tersulut agama misalnya, justru malah mengeksklusifkan agamanya sendiri seolah menjadi korban, justru mengkotakkan dirinya sendiri dan menjadikan agama lain adalah musuh sehingga memperbesar bibit kebencian. Peperangan adalah tragedi kemanusiaan terlepas dari agama manapun, tidak ada pihak manapun yang menang dalam peperangan yang ada hanya mayat-mayat bergelimpangan dari segala usia dan aktor dibalik itu semua yang meneguk keuntungan dari pundi-pundi uang adalah para penebar bibit peperangan, Donald Trump, misalnya. Karena kau tentunya tak akan pernah melihat Donald Trump memakai pakaian serdadu, menenteng senjata sambil ikut berperang bersama pasukannya, bukan? Banyak-banyak membaca dan analisa, bung! Jangan terpancing strategi mereka, Jangan terpancing!

 
5 Comments

Posted by on 09/12/2017 in Terapi

 

Tepat Waktu

Idealisme adalah jalan yang sunyi.

Tak ada gegap gempita perayaan dan pesta.

Konon katanya Tuhan itu sendiri.

Lantas apakah Ia juga merasakan sunyi?

Lalu mengapa manusia menciptakan jam?

Padahal kebahagiaan dan kesedihan tak pernah datang tepat waktu.

 
Leave a comment

Posted by on 24/11/2017 in Terapi

 

Dialektika Kematian

Sudah jutaan literatur, buku, kitab maupun ajaran agama membahas tentang kematian beserta segala misterinya. Benarkah ada kehidupan setelah kematian, adanya surga neraka atau justru mati ya mati saja seperti siklus makhluk hidup pada umumnya.

Toh ya semua tetap misteri hingga saat ini, mengapa? Karena tidak ada orang yang sudah mati kemudian hidup kembali lalu menceritakan proses setelah kematiannya.

Misteri. Ya, misteri justru membuat kematian memiliki letak keindahannya sendiri. Tak perlu berebut argumen teori kematian siapa yang paling benar. Lebih baik kita mengisi hidup kita dengan sebenar-benarnya. Toh juga nanti misteri tersebut akan terjawab ketika ajal menjemput masing-masing dari kita.

*Backsound dan lirik lagu dari Efek Rumah Kaca – Putih

Saat kematian datang

Aku berbaring dalam mobil ambulan
Dengar, pembicaraan tentang pemakaman
Dan takdirku menjelang
Sirene berlarian bersahut-sahutan
Tegang, membuka jalan menuju tuhan

Akhirnya aku usai juga
Saat berkunjung ke rumah
Menengok ke kamar ke ruang tengah
Hangat, menghirup bau masakan kesukaan
Dan tahlilan dimulai
Doa bertaburan terkadang tangis terdengar
Akupun ikut tersedu sedan
Akhirnya aku usai juga

Oh, kini aku lengkap sudah
Dan kematian, keniscayaan
Di persimpangan, atau kerongkongan
Tiba tiba datang, atau dinantikan
Dan kematian, kesempurnaan
Dan kematian hanya perpindahan
Dan kematian, awal kekekalan

Karena kematian untuk kehidupan tanpa kematian

Ada (Untuk Angan Senja, Rintik Rindu dan semua harapan di masa depan)
Lalu pecah tangis bayi Seperti kata Wiji
Disebar biji biji
Disemai menjadi api
Selamat datang di samudra
Ombak ombak menerpa
Rekah rekah dan berkahlah

Dalam dirinya, terhimpun alam raya semesta
Dalam jiwanya, berkumpul hangat surga neraka
Hingga kan datang pertanyaan
Segala apa yang dirasakan

Tentang kebahagiaan
Air mata bercucuran
Hingga kan datang ketakutan
Menjaga keterusterangan

Dalam lapar dan kenyang
Dalam gelap dan benderang
Tentang akal dan hati
Rahasianya yang penuh teka teki
Tentang nalar dan iman
Segala pertanyaan tak kunjung terpecahkan
Dan tentang kebenaran
Juga kejujuran
Tak kan mati kekeringan
Esok kan bermekaran

 
Leave a comment

Posted by on 22/11/2017 in Terapi

 

Mantra Meditasi Bahasa Inggris

Setelah saya pelajari, cermati dan hayati secara mendalam (menurut versi saya sendiri tentunya) ternyata mantra meditasi tidak hanya melulu harus menggunakan bahasa Sansekerta.

Seperti yang kita ketahui ada beberapa mantra yang lazimnya dipakai seseorang jika melakukan meditasi, seperti misalnya :

1. Om

2. Maha mantra

3. Lokah samastah sukhino bhavantu

4. Om namah shivaya

Dan masih banyak bahasa Sansekerta lain yang dipakai untuk meditasi.

Bagi saya pribadi fungsi meditasi adalah menenangkan pikiran, menghilangkan stres dan menyelami kepribadian diri sendiri.

Nah khusus untuk menghilangkan stres biasanya saya menggunakan mantra berbahasa Inggris. Hehehehe.

Kok bahasa Inggris?

Ya gak masalah selama tujuan dari meditasi tersebut bisa tercapai, iya ngga? 🙂

Mantra ini sangat mujarab menghilangkan stres dan beban pikiran. Penasaran mantra apa itu?

Mantranya adalah “not my fuckin’ problem”

Bagaimana aturan meditasi menggunakan mantra tersebut?

Begini,

Baca mantra tersebut sambil duduk bersila, mata terpejam, kedua tangan diletakkan di atas dengkul, jari telunjuk dan jempol disatukkan. Hirup dan hembuskan nafas secara perlahan. Usahakan cari tempat yang tenang.

Lakukan dan ucapkan sebanyak mungkin mantra “not my fuckin’ problem” tidak terpaku pada jumlah yang harus diucap, kalian bisa ucapkan dalam hati, diucapkan perlahan atau diucapkan dengan keras juga gak masalah, bebas pokoknya, niscaya stres dan pikiran kalian akan berkurang.

Saya juga terkadang menggunakan mantra bahasa Jawa jika sudah mulai bosan dengan mantra bahasa Inggris. Mantranya adalah “Raurus”. Cara menggunakan mantranya juga sama dengan yang di atas.

Demikian tips ngawur dari saya. Salam lemper.

 
3 Comments

Posted by on 18/10/2017 in Terapi

 

Premis Pancasila

 

Dalam sidang Judicial Review Perppu No. 2 tahun 2017 tentang Ormas, di Mahkamah Konstitusi pengacara kondang Eggi Sudjana dihadapan majelis Hakim meminta ketegasan jawaban pemerintah atas pertanyaannya terkait konsekuensi berlakunya Perppu Ormas. Menurut Eggy, jika semua yang bertentangan dengan Pancasila harus dibubarkan, maka yang bertentangan dengan sila Pertama pun harus dibubarkan, artinya agama selain Islam konsekuensinya harus dibubarkan, karena hanya Islam yang mengakui ke Esaan Tuhan, sementara agama lain tidak.

 

Pernyataan Eggi Sudjana cukup menarik untuk dibahas, karena yang pertama pernyataan tersebut dilontarkan pada Judicial Review yang membahas tentang “ormas”. Harap dibaca kembali, “Ormas”. Bukan membahas mengenai keyakinan atau agama. Sehingga pernyataan tersebut menurut saya salah tempat, karena Perppu Ormas ditujukan untuk ormas yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia.

Yang kedua, pengambilan premis dari Eggy kurang tepat.

Untuk itu sebelumnya kita dalami terlebih dahulu apa itu premis ?

Menurut KBBI, Premis ialah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis mayor dan premis minor. Subjek pada kesimpulan itu merupakan term minor. Term menengah menghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak boleh terdapat pada kesimpulan.

Mari kita kutip pernyataan dari Eggi.

“Karena Kristen Trinitas, Hindu Trimurti, Buddha setahu saya tidak punya konsep Tuhan, kecuali apa yang diajarkan Siddhartha Gautama. Maka saya sudah ingatkan tadi, konsekuensi hukum jika Perppu diterima dan berkekuatan hukum tetap dan mengikat, maka konsekuensi hukumnya ajaran selain Islam harus dibubarkan,” kata Eggi.

Saya coba menyelami logika pemikiran Eggi, kira-kira begini :

  1. Pemerintah bisa membubarkan suatu ormas jika ormas tersebut mempunyai ideologi bertentangan dengan Pancasila. Dalam sila pertama dari Pancasila adalah “Ketuhanan yang Maha Esa”
  2. “Esa” jika didefinisikan pada KBBI adalah satu atau tunggal. Maka definisi sila pertama adalah Tuhan yang satu atau tunggal.
  3. Sehingga jika ada ormas yang tidak mengakui ke”tunggal”an Tuhan maka konsekuensinya adalah Pemerintah juga harus membubarkan agama yang juga tidak mengakui ke”tunggal”an Tuhan, bukan hanya ormas saja. *lompatan logika yang emijing banget.
  4. Menurut pemahaman Eggi, tiada agama selain Islam yang mengakui ke”Esa”an Tuhan. “Karena Kristen Trinitas, Hindu Trimurti, Buddha setahu saya tidak punya konsep Tuhan, kecuali apa yang diajarkan Siddhartha Gautama. Maka saya sudah ingatkan tadi, konsekuensi hukum jika Perppu diterima dan berkekuatan hukum tetap dan mengikat, maka konsekuensi hukumnya ajaran selain Islam harus dibubarkan,” kata Eggi.
  5. Eggi mendesak agar Perppu Ormas tidak diberlakukan. “Jadi jangan salah paham dengan saya. Justru saya berjuang untuk toleransi tersebut yang dihilangkan dengan berlakunya Perppu Nomor 2 Tahun 2017 itu,” kata Eggi.

Sekilas logika premisnya memang betul, tapi mari kita kupas dengan detail dimulai dari pertanyaan yang muncul di kepala saya.

  1. Pancasila itu ideologi negara ataukah ideologi agama?
  2. Jika kita mengikuti premis seperti yang dipahami oleh Eggi pada sila pertama yang  ditafsirkan hanya sebagai Tuhan yang tunggal, maka turunan dari Pancasila yaitu undang-undang dasar 1945 yaitu pasal 28(E) ayat 1 dan pasal 29 ayat 2 akan saling bertentangan.  Dasar hukum yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia ada pada konstitusi kita, yaitu Pasal 28E ayat (1) UndangUndang Dasar Tahun 1945 (“UUD 1945”): … Selanjutnya Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 juga menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama. Harusnya dari awal negara dibentuk sudah melarang agama selain agama Islam karena tidak mengakui ke”Esa”an Tuhan. Bagaimana dong Pak Eggi? Bisa menjawab pertanyaan saya? Pancasila kok bertentangan dengan UUD 1945? Berarti para pendahulu kita salah merumuskan Pancasila dan UUD 1945? Ataukah yang merumuskan adalah non muslim? oh tidakkkk!!! Pasti mereka PKI, pak!!!!
  3. Kalau saya browsing di Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila) disitu dijelaskan mengenai butir-butir pengamalan Pancasila. Saya coba tuliskan ulang disini.

    Berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978

    Ketuhanan Yang Maha Esa
    1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
    2. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
    3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
    4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

    Bisa dipahami sampai disini Pak? do you feel me, Brother? Disitu tertulis Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing lo! Bukan menurut pemahaman Bapak saja.

  4. Apakah bisa Perppu Ormas digunakan Pemerintah untuk membubarkan suatu agama? Sedangkan Pemerintah sendiri dalam UUD 1945 menjamin kebebasan beragama setiap penduduknya tanpa ada diskriminasi.
  5. Pancasila itu serapan dari bahasa apa ya pak? Baik, saya coba jelaskan meskipun pengetahuan saya juga terbatas seperti Bapak. (Tapi untunglah sedikit terbantu dengan Google). Menurut Wikipedia ternyata oh ternyata serapan dari Bahasa Sansekerta lo pak, kalau mau adu ngotot argumen bisa saja pemeluk Hindu mengklaim Pancasila adalah produk ajaran agama Hindu, terlebih lagi kalau Pak Eggi perhatikan lebih jeli lagi pada simbol Garuda Pancasila ada tulisan “Bhinneka Tunggal Ika”. kata tersebut adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Tahu tidak pak kalimat Bhinneka Tunggal Ika itu berasal dari mana? Nih pak saya coba kasih tahu, Bapak gunakan jempol bapak untuk browsing lewat handphone, lalu ketik “Bhinneka Tunggal Ika”, pilih yang dari website Wikipedia. Nah disitu ada penjelasan detailnya. Bapak jangan keliru klik website penyebar hoax lo ya. Apa? Bapak malas menggunakan jempol untuk browsing dan membaca? ya sudah saya tuliskan ulang dari Wikipedia.
  6. Kutipan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:

    Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,
    Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
    Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
    Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

    Terjemahan:

    Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
    Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
    Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
    Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

     

    Astaga Pak Eggi? ternyata kutipan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari jaman kerajaan Majapahit lo pak! Jaman kerajaan Majapahit waktu itu mayoritas beragama Hindu dan Budha. Jadi gimana pak? Apakah para pendahulu yang merumuskan ideologi Pancasila beragama Islam atau Hindu ataukah Budha?

Premis dalam membuat pernyataan pada saat Judicial Review sudah dipikir dengan matang belum, Pak Eggi?

Kalau pengetahuan masih terbatas mengenai keyakinan dan agama lain, mohon jangan langsung membuat pernyataan yang bisa memecah belah persatuan bangsa. Lebih baik ke warkop, ngopi tipis-tipis sesekali ngobrol dengan rekan-rekan yang berbeda keyakinan, atau membaca buku atau kitab keyakinan agama lain. Jika khawatir membaca atau ngobrol dengan rekan yang berbeda keyakinan dapat mengganggu akidah maka ada baiknya bapak mempelajari keyakinan bapak terlebih dahulu. Contohnya petikan kalimat yang ada di bawah ini yang saya dapat dari internet :

 

Padahal ini saya mau tulis konsep ketuhanan menurut Hindu sesuai dengan kepercayaan saya sekarang. Tapi kayaknya kepanjangan dan sepertinya sudah pernah saya posting.

Saya jadi berangan-angan kalau dulu Ahok menista 1 agama hasilnya adalah bui selama 2 tahun, jika semisal nanti Eggi dilaporkan oleh 4 agama sekaligus mungkin bisa jadi ancamannya adalah bui selama 8 tahun.

*Saya jadi sedikit tersenyum karena keterangan pada video tersebut disebutkan bahwa Eggi Sudjana adalah pengacara kondang.

 
3 Comments

Posted by on 06/10/2017 in Terapi

 

Jangan kau kira

Jangan kau kira setelah menikah masalahmu akan selesai. Mblo!

Jangan kau kira setelah menikah mereka akan berhenti membully mu.

Jangan kau kira kesedihanmu akan sirna seketika.

Jangan kau kira!

Ada tagihan katering sisa pesta pernikahan kemarin yang harus dibayar.

Ada jatah bulanan yang harus kau siapkan.

Ada wajah pencitraan yang harus siapkan untuk keluarga besar pasangan.

Ada perjuangan bolak-balik ke catatan sipil, RT, RW dan kelurahan untuk mengganti status “belum kawin” menjadi “kawin”

Yang lebih ngeri adalah pertanyaan, “sudah isi?”

Jangan kau kira!

Jangan kau kira mereka yang sudah menikah kemudian membully yang belum menikah karena mereka sudah bahagia.

Jangan kau kira! Belum tentu, saudara!

Mereka sendiri ada belenggu waktu, kapan harus pulang tepat waktu dan tak leluasa seperti dahulu.

Ada uang susu, popok dan gincu.

Ada pertemuan warga membahas soal arisan, lingkungan, keamanan serta kebersihan.

Ya! Jika kau sudah menikah wajib ikut, kalau tidak gosip engkau kumpul kebo bersama istrimu sendiri merebak hingga ke seantero RW.

Itu bisa jadi karena kamu tidak mengundang mereka ke acara pernikahan, atau bisa jadi kamu tidak mengirimi mereka nasi kotakan sembari tersenyum ngomong “acara slametan, bu”

Embuh sopo sing dislameti.

Pernikahan adalah kesiapan mental, jika tidak siap jangan terpancing oleh bully mereka.

Karena menikah bukan lomba cepet-cepetan, tapi lomba lama-lamaan.

Setelah menikah sanggupkah engkau menjaga hubungan selama mungkin?

*sok menggurui

 
2 Comments

Posted by on 02/10/2017 in Terapi

 

Membaca

Aku pernah membaca buku 1 halaman penuh tanpa mengerti apa isi tulisan tersebut. Hanya membaca tapi tidak menyimak karena pikiran sudah mengembara entah kemana.

Kalian pernah?

 
Leave a comment

Posted by on 02/10/2017 in Terapi

 

Naruto Random

Suatu saat nanti, ketika hari kebangkitan telah tiba. Ketika desa Konoha telah hancur lebur terkena genjutsu maut “Mugen Tsukuyomi” yang dikeluarkan oleh Madara, maka semua tubuh-tubuh beserta jiwa warga desa yang telah mati akan dibangkitkan kembali. Kemudian malaikat-malaikat seperti wujud Susano O turun dan menanyai satu-persatu seluruh makhluk hidup termasuk para Bijuu mulai dari ekor 9 sampai yang ekornya ada di depan tak akan luput untuk ditanyai. Tak terkecuali aku yang hendak “diinterogasi” oleh Susano O ini. Begini kira-kira percakapannya.

“Siapa namamu?”, tanya Susano O si malaikat maut berjubah hitam sambil menenteng arit dengan gagang yang sangat panjang.

Suara Susano O begitu berat, serak dan menyeramkan. Persis seperti ketika mengenang masa lalu saat diputus oleh pacar. Ahh…tapi itu tak membuatku gentar.

“Akuuu…Uzumaki Narutooo!”, kataku dengan keras dan lantang seperti orang yang kebelet eek tapi toiletnya ngantri dan ampasnya sudah berada di ujung. Maklum aku ini anak Medan, jadi nada suaraku agak kencang.

“Hoey kau yang bernama Naruto, jaga bicaramu, congkak sekali kau. Pasti waktu kamu kecil suka main dakon ya?”

“Itu congklak, Susan!!! Bukan congkak…Ah, vangkeee juga nih malaikat”, jawabku sinis.

“Diammm!!! Jangan menyela Susan!! Kalau tidak aku suntik kau pakai suntiknya kak Ria Enes loh..enjuss..enjus..enjuss”

“Watdefaaakkk”

“Okey, kembali ke laptop. Aku lanjutkan kembali pertanyaan, harusnya tadi pertanyaannya adalah apa agamamu?”

“Hah?”, aku keheranan.

“Iya apa agamamu?”, bentak Susano O

“Di Konoha tidak ada pelajaran agama, Susan! Di sekolah kami diajari taijutsu, genjutsu, melempar kunai, mengendalikan cakra, dll. Tidak ada itu yang namanya agama”, jawabku ketus.

“Apa??? Tidak ada agama? Pantas saja kalian sesama ninja ini selalu bertarung tiada henti setiap hari. Yang tawuran melawan desa sebelah lah, yang berantem melawan geng bermotor bernama Akatsuki lah, aliran sesat lah…bla..bla..bla”

“Ah, sudahlah. Aku jelaskan dengan berbagai macam kitab dan menurunkan berbagai macam malaikat toh engkau juga tidak akan mengerti”

“Lagian kamu juga sudah mati”

“Aku ulangi kembali pertanyaanku, apa agamamu, Naruto?”

“Agama itu apa, Susan? Sudah aku bilang di desa Konoha tidak ada agama. Aku harus menjawab apalagi?”

“Apa?? Berarti kamu seorang ateis?”, Susano O mendelik.

“Pengawal!!!! Jebloskan dia ke dalam siksa api neraka lapis terbawah”

Dan akhirnya Naruto masuk ke neraka.
TAMAT

 
2 Comments

Posted by on 04/07/2017 in Terapi