RSS

Dinosaurus

13 Feb

Suatu ketika (lebih tepatnya lupa kapan) ketika kami berdua ngobrol, Windhu nyeletuk, “mengapa di semua kitab suci agama tidak ada yang membahas soal dinosaurus?”

Hmmm…pertanyaan yang absurd nan menggelitik logika.

Maka aku pun bereksperimen mengajukan pertanyaan yang sama kepada teman-teman yang lain untuk mengetahui jawaban-jawaban yang muncul ketika aku berdiskusi dengan mereka.

Berbagai jawaban aku terima, lebih tepatnya ekspresi mereka yang seolah tersadar, “iya juga ya? Kenapa dinosaurus tidak dibahas sama sekali?”

ah elah…

Ada 2 jawaban yang cukup beralasan,

Di grup whatsapp, Bli Made Surya Putra justru balik bertanya, “mengapa di kitab suci tidak dibahas mengapa rambut kemaluan itu keriting?”

Kalau si Tantri menjawab, “karena kitab suci bukanlah buku paleontologi, jadi ya makanya tidak dibahas”

Hmmm…betul juga…tapi…

Di kitab suci, dewa-dewi, malaikat, bidadari, jin, setan, raksasa, surga, neraka yang tidak memiliki bukti otentik seperti fosil dinosaurus saja dibahas, mengapa dinosaurus tidak?

Dewa-dewi bertubuh manusia berkepala hewan, berkepala manusia berbadan hewan, malaikat dan bidadari yang riwa-riwi bolak-balik terbang dari surga lalu ke bumi, jin dan setan yang konon menghuni tanah panas seperti lahar saja ditulis di kitab suci, mengapa dinosaurus tidak?

Burung ababil yang membawa batu neraka kemudian dilempar ke bumi saja dibahas, mengapa dinosaurus tidak?

Awal penciptaan dunia hingga akhir kiamat semesta saja dibahas, mengapa dinosaurus tidak?

Lagian dinosaurus itu ukuran tubuhnya tidak kecil, ya ada sih yang kecil, tapi yang buesaarr-bueesaar itu juga banyak lo. Bukti fosil tulangnya saja ada hingga kini, mengapa tidak dibahas di kitab suci berbagai macam agama?

Bisa jadi ada bermacam kemungkinan mengapa dinosaurus tidak dibahas di kitab suci.

1. Seperti yang para ahli temukan bahwa diperkirakan dinosaurus hidup pada jutaan tahun yang lalu, kalau disesuaikan dengan teori evolusi maka ada kemungkinan spesies manusia belum ada pada jaman tersebut, atau mungkin saja belum berevolusi dari kera menuju manusia. (Entah bagi yang tidak percaya teori evolusi Darwin). Sehingga manusia tidak sempat melihat wujud dari dinosaurus itu tadi. Karena jika manusia diciptakan berbarengan dengan jaman dinosaurus harusnya setidaknya ada bukti-bukti sejarah yang dituliskan dalam kitab suci sejajar dengan cerita-cerita yang ditulis di kitab suci.

2. Bisa jadi usia agama sangatlah muda ketimbang sejarah dinosaurus itu tadi. Tapi hal ini akan memunculkan pertanyaan lain. Apakah itu berarti dewa-dewi, malaikat, bidadari, jin, setan, raksasa, surga, neraka adalah produk dari buah pemikiran (idealisme) atau bisa jadi juga agama adalah produk dari kebudayaan manusia itu sendiri.

Sejauh ini masih 2 poin tersebut hasil dari pengamatan saya, nanti akan saya update lagi jika ada temuan baru, hehehe

 
3 Comments

Posted by on 13/02/2017 in Terapi

 

3 responses to “Dinosaurus

  1. adalahnol

    14/02/2017 at 00:24

    Bang, gimana kalo … kitab suci agama samawi gak menganggep dinosaurus sebagai representasi dari iman? Kitab suci kan isinya soal konsep ketuhanan,hubungan antara Tuhan ke manusia, manusia ke Tuhan, hubungan antara manusia ke manusia. Kira kira kaya pikiran Tantri lah. 😀

     
    • nyoemhokgie

      14/02/2017 at 06:10

      Ya bisa jadi benar pendapatmu, bang. Saya kira agama Samawi / Abrahamik tetap membahas antara manusia dengan lingkungan meskipun porsinya tidak sebanyak agama-agama “Bumi” atau agama timur. Sperti misalnya kalau tidak salah bumi diciptakan selama 7 hari, bumi diciptakan untuk dikuasai manusia, dll. Namun meskipun begitu, bagiku pribadi dinosaurus tetaplah terlalu besar untuk tidak dihiraukan. Hehehehe.
      *hanya pendapat pribadi untuk mengasah logika.
      🙂

       
  2. MokoKomo

    16/03/2017 at 01:50

    Jadi ingat pemikiran waktu smp dulu, karena Dino dan manusia berbeda berjuta-juta tahun lamanya. Mungkin zaman dulu saat mulai munculnya agama-agama belum ditemukan fosil-fosil si Dino. Jadi Dino nggak masuk kitab-kitab deh. 😂

     

Leave a reply to MokoKomo Cancel reply